Angka pengangguran terbuka terus menurun dari tahun ke tahun.
VIVAnews - Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan membuka hingga 10,7 juta lapangan kerja sampai akhir masa jabatannya pada 2014.
Untuk mengejar target jutaan kesempatan kerja tersebut, pemerintah SBY akan menggenjot pertumbuhan ekonomi hingga 7-7,7 persen pada 2014.
"Lapangan kerja baru akan didorong dari pertumbuhan di sektor manufaktur," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Berdasarkan Data Kementerian Keuangan dari Nota Keuangan RAPBN 2011 yang baru saja dirilis, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia sebenarnya terus menunjukkan tren penurunan setiap tahun.
Jika pada 2005 angka pengangguran masih 11,2 persen, pada 2007 turun menjadi 9,1 persen, pada 2008 menjadi 8,4 persen, serta turun lagi pada 2009 menjadi 7,87 persen.
Sedangkan, jika dilihat berdasarkan propinsi berdasarkan data BPS terbaru (Februari 2009), angka pengangguran terbesar berada di Pulau jawa yang cukup padat penduduk, khususnya DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Dua propinsi di luar Jawa yang tingkat penganggurannya tinggi adalah Kalimantan Timur dan Maluku.
"Rata-rata angka pengangguran di sejumlah propinsi ini lebih tinggi dibandingkan kawasan lain," demikian pernyataan Kementerian Keuangan.
Berikut ini data propinsi dengan pengangguran terbesar
1. Banten (14,9 persen)
2. Jakarta (11,99 persen)
3. Jawa Barat (11,85 persen)
4. Kalimantan Timur (11,09 persen)
5. Sulawesi Utara (10,63 persen)
• VIVAnews
I just men who want to achieve happiness in life, sometimes all the goals and future of what we want is not easy when we just say it's only through the mouth. all the way through which is not easy, full of struggle, tears and hard work. This blog I write with great love for the people who I really love, parents, sister, wife (if that happens I will be married in October last 2010) and all my friends .., thank god
23/08/2010
Nurul Dituduh Berkhianat
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Nurul Izzah (30), putri tokoh oposisi Anwar Ibrahim, dituduh berkhianat akibat wawancara yang dimuat di harian Kompas (5/8). Komentar Nurul tentang kapal selam bermasalah yang dibeli Malaysia dari Perancis jadi dasar dakwaan membahayakan keselamatan negara.
Nurul menjawab tuduhan serius itu dalam situs www.freemalaysiatoday.com (FMT). Sementara pihak Angkatan Laut Diraja Malaysia melaporkan Nurul ke Balai Polis Hulu Kelang tanggal 17 Agustus lalu.
Hasil wawancara dengan harian Kompas yang dijadikan dasar tuntutan militer terhadap Nurul adalah keterangan ”...kapal selam itu tidak bisa menyelam dan persenjataan yang dibeli ternyata sudah kedaluwarsa.”
Oleh sebagian media pro-pemerintah, Nurul pun dicap sebagai pengkhianat nomor satu karena menceritakan kondisi kapal selam Kapal Diraja Tunku Abdurahman yang tak dapat menyelam dan persenjataannya sudah kedaluwarsa.
Dalam jawaban di situs FMT, Nurul menjelaskan, keterangan kepada harian Kompas berdasarkan jawaban yang disampaikan Menteri Pertahanan Malaysia di Dewan Rakyat (parlemen Malaysia) pada 17 Maret 2010 tentang kapal selam tak bisa menyelam.
Sebelum Angkatan Laut Diraja Malaysia mengadukan Nurul ke Polisi Diraja Malaysia, Menteri Pertahanan Ahmad Zahid Hamidi menilai komentar Nurul sudah mencederai citra Malaysia dan membahayakan negara.
Dituduh demikian, Nurul menjawab tudingan pengkhianat bangsa lebih tepat diarahkan kepada pihak yang membiarkan korupsi merajalela di sektor pertahanan. ”Jika Menteri Ahmad Zahid adalah patriot, kenapa tak mendukung Komisi Anti-Korupsi Malaysia untuk menyelidiki pemberian komisi kepada perusahaan Perimekar Sdn Bhd dari perusahaan Perancis dalam pembelian kapal selam itu yang ditanyakan parlemen tanggal 2 Juli 2010,” kata Nurul.
Kasus korupsi sebesar 114 juta euro (Rp 1,2 triliun lebih) itu tengah disidangkan di Perancis. Perimekar Sdn Bhd adalah perusahaan milik Abdul Razak Baginda, seorang rekan dekat Perdana Menteri Najib Razak.
Nurul menambahkan, seperti diberitakan Bernama (6/8), latihan Angkatan Laut yang dilakukan setahun sekali di Malaysia demi penghematan dari semestinya tiga kali justru lebih membahayakan keselamatan dan keamanan negara.
Ahmad Zahid Hamidi dalam thestaronline.com (19/8) meminta politisi tak memolitisasi isu pertahanan nasional.(FMT/TheStar/Bernama/ONG)
Nurul menjawab tuduhan serius itu dalam situs www.freemalaysiatoday.com (FMT). Sementara pihak Angkatan Laut Diraja Malaysia melaporkan Nurul ke Balai Polis Hulu Kelang tanggal 17 Agustus lalu.
Hasil wawancara dengan harian Kompas yang dijadikan dasar tuntutan militer terhadap Nurul adalah keterangan ”...kapal selam itu tidak bisa menyelam dan persenjataan yang dibeli ternyata sudah kedaluwarsa.”
Oleh sebagian media pro-pemerintah, Nurul pun dicap sebagai pengkhianat nomor satu karena menceritakan kondisi kapal selam Kapal Diraja Tunku Abdurahman yang tak dapat menyelam dan persenjataannya sudah kedaluwarsa.
Dalam jawaban di situs FMT, Nurul menjelaskan, keterangan kepada harian Kompas berdasarkan jawaban yang disampaikan Menteri Pertahanan Malaysia di Dewan Rakyat (parlemen Malaysia) pada 17 Maret 2010 tentang kapal selam tak bisa menyelam.
Sebelum Angkatan Laut Diraja Malaysia mengadukan Nurul ke Polisi Diraja Malaysia, Menteri Pertahanan Ahmad Zahid Hamidi menilai komentar Nurul sudah mencederai citra Malaysia dan membahayakan negara.
Dituduh demikian, Nurul menjawab tudingan pengkhianat bangsa lebih tepat diarahkan kepada pihak yang membiarkan korupsi merajalela di sektor pertahanan. ”Jika Menteri Ahmad Zahid adalah patriot, kenapa tak mendukung Komisi Anti-Korupsi Malaysia untuk menyelidiki pemberian komisi kepada perusahaan Perimekar Sdn Bhd dari perusahaan Perancis dalam pembelian kapal selam itu yang ditanyakan parlemen tanggal 2 Juli 2010,” kata Nurul.
Kasus korupsi sebesar 114 juta euro (Rp 1,2 triliun lebih) itu tengah disidangkan di Perancis. Perimekar Sdn Bhd adalah perusahaan milik Abdul Razak Baginda, seorang rekan dekat Perdana Menteri Najib Razak.
Nurul menambahkan, seperti diberitakan Bernama (6/8), latihan Angkatan Laut yang dilakukan setahun sekali di Malaysia demi penghematan dari semestinya tiga kali justru lebih membahayakan keselamatan dan keamanan negara.
Ahmad Zahid Hamidi dalam thestaronline.com (19/8) meminta politisi tak memolitisasi isu pertahanan nasional.(FMT/TheStar/Bernama/ONG)
Anas: Give Special Attention To The Safety of Journalists
Jakarta (ANTARA) - Chairman of the DPP Party Demkrat, Anas Urbaningrum warn security forces and press companies or institutions to pay particular attention to the safety of journalists.
He has been speaking to AFP, in Jakarta on Monday, as she urged police to investigate promptly and thoroughly investigate cases of violence that caused the killing of a journalist named Ridwan Peace.
"Whoever the perpetrators are and whatever his motives must be processed and dealt with legal justice," he asserted.
For him, the case experienced violence Ridwan Peace is not unusual.
"But violence involving working journalists and journalism profession. Therefore, this case could be a threat to press freedom," he said.
He and the Democratic Party (PD) warned, so do not be no more violence cases to the journalists.
"And once again I expect the company's security apparatus and the press need to give particular attention to the safety of journalists," said Anas Urbaningrum.
He has been speaking to AFP, in Jakarta on Monday, as she urged police to investigate promptly and thoroughly investigate cases of violence that caused the killing of a journalist named Ridwan Peace.
"Whoever the perpetrators are and whatever his motives must be processed and dealt with legal justice," he asserted.
For him, the case experienced violence Ridwan Peace is not unusual.
"But violence involving working journalists and journalism profession. Therefore, this case could be a threat to press freedom," he said.
He and the Democratic Party (PD) warned, so do not be no more violence cases to the journalists.
"And once again I expect the company's security apparatus and the press need to give particular attention to the safety of journalists," said Anas Urbaningrum.
21/08/2010
Remember World War cyber Hazards
Liputan6.com, Jakarta: National Education Minister Muhammad Nuh warned the threat of cyber war in the future. "I only ask one thing, please learn very well the threat of cyber war or cyberwar," he said in Jakarta on Saturday (21 / 8).
He cited, Estonia who had the entire computer network to die so that all transactions and governance system was paralyzed for three days. 'Estonia as if isolated from the world arena as there is no transaction information inside. Banks collapse, collapse of communication,' he said.
Education Minister added, let alone weapons system weapons system as the main tool is already quite open and all are controlled by computer. "The system is open and that we have the privilege komputerize into the cyber war," said Muhammad Nuh.
Related to that, Muhammad Nuh asked cyberspace threat of war could be studied and anticipated by the Indonesian Defense University and its alumni.
Indonesian Defense University which was inaugurated by President Susilo Bambang Yudhoyono on March 11, 2009, is the only university specifically to study and prepare a defense strategy of defense thinkers. UPI opened only two courses of study that is the Universe and the War Strategy Defense Management. (ANT / FRI)
He cited, Estonia who had the entire computer network to die so that all transactions and governance system was paralyzed for three days. 'Estonia as if isolated from the world arena as there is no transaction information inside. Banks collapse, collapse of communication,' he said.
Education Minister added, let alone weapons system weapons system as the main tool is already quite open and all are controlled by computer. "The system is open and that we have the privilege komputerize into the cyber war," said Muhammad Nuh.
Related to that, Muhammad Nuh asked cyberspace threat of war could be studied and anticipated by the Indonesian Defense University and its alumni.
Indonesian Defense University which was inaugurated by President Susilo Bambang Yudhoyono on March 11, 2009, is the only university specifically to study and prepare a defense strategy of defense thinkers. UPI opened only two courses of study that is the Universe and the War Strategy Defense Management. (ANT / FRI)
White House: Obama A Christian
VIVAnews - President of the United States (U.S.), Barack Obama, is a Christian. The White House dismissed the statement is the assumption of U.S. citizens who allege Obama's a Muslim.
"The president clearly is a Christian. He prayed every day," said White House spokesman, Bill Burton, Thursday, August 19, 2010.
The more the increase of U.S. citizens who feel that Obama is not a Christian by the results of the survey.
According to a survey from the Pew Research Center and Pew Forum on Religion & Public Life, the number of respondents who rate Obama is a Muslim now as much as 18 percent of the total participants. The number rose seven percent of survey results in March 2009.
In the same survey, the number of respondents who believe that Obama is a Christian now only 34 per cent, whereas last year amounted to 48 percent. Interestingly, as much as 43 percent of respondents currently admitted to not knowing what the religion embraced Obama.
Survey Time Magazine / ABT SRBI, which took place last August 16 to 17, revealed that 47 percent of respondents think Obama is a Christian, while 24 percent believed he was Muslim, while 24 percent admitted to not know or did not answer him.
According to the mass media in the U.S., Obama's views on the belief that respondents associated with its support for the construction of a mosque in the area of Manhattan, New York. We held an iftar at the White House, Friday, August 13, 2010, Obama stated that Islam is part of the Americans and Muslims have the right to establish places of worship anywhere, including in Manhattan.
However, despite also supported by the mayor of New York, mosque construction opposed by some public and among politicians of the Republican Party. According to them, development is justified because it is close to the area "Ground Zero." Location is a complex that was once the World Trade Center twin towers, destroyed by al-Qaeda terrorist attacks on September 11, 2010, which killed about 3,000 people.
According to observers, they are not happy with Obama's support for the construction of the mosque and then try to create an opinion among the public to question the identity and background of Obama.
"This situation reflects the more intense the negative view of Obama from the critics," said Andrew Cohut, director of the Pew Research Center.
President of the United States since January 20, 2009 This has a background that "colorful." Barack Hussein Obama's full name, his father was a Kenyan Muslim origin and whose mother was American Christian.
Since childhood, Obama was raised by his mother, Ann Dunham, and the parents of his mother. At the age of 6 to 10 years, Obama lived in Indonesia, together with her mother and stepfather, Lolo Soetoro. (Associated Press)
"The president clearly is a Christian. He prayed every day," said White House spokesman, Bill Burton, Thursday, August 19, 2010.
The more the increase of U.S. citizens who feel that Obama is not a Christian by the results of the survey.
According to a survey from the Pew Research Center and Pew Forum on Religion & Public Life, the number of respondents who rate Obama is a Muslim now as much as 18 percent of the total participants. The number rose seven percent of survey results in March 2009.
In the same survey, the number of respondents who believe that Obama is a Christian now only 34 per cent, whereas last year amounted to 48 percent. Interestingly, as much as 43 percent of respondents currently admitted to not knowing what the religion embraced Obama.
Survey Time Magazine / ABT SRBI, which took place last August 16 to 17, revealed that 47 percent of respondents think Obama is a Christian, while 24 percent believed he was Muslim, while 24 percent admitted to not know or did not answer him.
According to the mass media in the U.S., Obama's views on the belief that respondents associated with its support for the construction of a mosque in the area of Manhattan, New York. We held an iftar at the White House, Friday, August 13, 2010, Obama stated that Islam is part of the Americans and Muslims have the right to establish places of worship anywhere, including in Manhattan.
However, despite also supported by the mayor of New York, mosque construction opposed by some public and among politicians of the Republican Party. According to them, development is justified because it is close to the area "Ground Zero." Location is a complex that was once the World Trade Center twin towers, destroyed by al-Qaeda terrorist attacks on September 11, 2010, which killed about 3,000 people.
According to observers, they are not happy with Obama's support for the construction of the mosque and then try to create an opinion among the public to question the identity and background of Obama.
"This situation reflects the more intense the negative view of Obama from the critics," said Andrew Cohut, director of the Pew Research Center.
President of the United States since January 20, 2009 This has a background that "colorful." Barack Hussein Obama's full name, his father was a Kenyan Muslim origin and whose mother was American Christian.
Since childhood, Obama was raised by his mother, Ann Dunham, and the parents of his mother. At the age of 6 to 10 years, Obama lived in Indonesia, together with her mother and stepfather, Lolo Soetoro. (Associated Press)
लंग्कः लंग्कः सेबेलुम merried
assalaamu’alaikum wr. wb.
Kebanyakan orang yang menyatakan dirinya ‘belum siap menikah’ menjadikan penghasilan sebagai alasan dari ketidaksiapannya. Karena merasa belum mapan dan belum bisa menanggung kehidupan keluarga, maka ia merasa belum mampu untuk menikah. Menariknya, kebanyakan orang yang menyatakan dirinya ‘siap nikah’ pun ternyata menjadikan penghasilan sebagai alasan dari keyakinannya. Ia sudah memiliki pekerjaan tetap dengan gaji yang bagus, dan karenanya ia merasa yakin telah mampu berkeluarga.
Siap atau tidak siap itu sangat relatif. Yang menarik adalah bagaimana sebagian umat Islam menjadikan faktor finansial sebagai acuan bagi kesiapan menikah. Tentu ada benarnya pendapat yang mengatakan bahwa faktor ini bisa mempengaruhi kesiapan menikah, terutama bagi laki-laki. Tapi tidak tepat juga kalau dikatakan bahwa hanya faktor inilah yang menentukan kesiapan tersebut.
“Kamu sudah siap menikah?”
“Insya Allah siap. Alhamdulillaah sekarang saya sudah punya pekerjaan tetap dan saya rasa gajinya mencukupi untuk keperluan sehari-hari keluarga.”
“Apa yang akan kamu lakukan dengan anak dan istrimu nanti?”
Biasanya dialog akan terhenti di sini karena yang ditanya merasa pertanyaannya kurang jelas. Sebenarnya pertanyaan ini cukup sederhana saja. Pertanyaannya : apa yang akan kita perbuat dengan anak-istri kita? Pertanyaan ini perlu diajukan untuk menyelidiki visi seseorang tentang sebuah pernikahan.
Gerangan apakah pernikahan itu? Apakah sekedar memilih pasangan hidup yang tampan dan cantik? Apakah sekedar pelarian untuk memuaskan kebutuhan biologis? Apakah sekedar untuk mencari teman curhat permanen? Atau sekedar coba-coba? Semua itu bisa dijawab kalau kita memiliki sebuah visi yang jelas perihal pernikahan. Sebagai seorang pemimpin dalam keluarga, maka laki-laki dituntut untuk memiliki visi yang jelas.
Dalam Islam, keluarga bisa membawa manusia kepada dua ekstrem. Jika kita membina keluarga dengan baik dan semua anggota keluarga tersebut menjadi saleh, maka sudah pasti surga akan menjadi tempat berkumpul keluarga kita kelak. Sebaliknya, kalau kita rajin melaksanakan amal-amal saleh pribadi namun mengabaikan keadaan anak-istri kita, maka bisa jadi kita akan ikut diseretnya ke neraka. Kita berdoa semoga seluruh anggota keluarga kita bisa saling tarik menuju surga.
Sekarang, masalahnya jauh lebih kompleks daripada sekedar penghasilan. Seorang laki-laki harus sadar bahwa melangkah kepada pernikahan berarti membebani dirinya sendiri dengan sebuah tanggung jawab yang besar, yaitu tanggung jawab pendidikan. Ia wajib memikirkan dengan serius tentang kemampuannya mendidik anak-istrinya kelak. Otomatis, ia pun harus memikirkan keadaan dirinya terlebih dahulu. Bagaimana mungkin orang yang tidak terdidik bisa mendidik orang lain?
Jadi, masalah pertama yang harus dipikirkan adalah keadaan diri sendiri. Sudahkah kita menjadi laki-laki yang saleh? Sudahkah kita terbiasa melakukan shalat berjamaah? Sudahkah kita membaca Al-Qur’an secara teratur setiap harinya dengan bacaan yang baik? Sudahkah kita membiasakan tersenyum dan bertutur kata sopan dengan orang lain? Sudahkah kita melaksanakan shalat malam secara rutin? Sudahkah kita memahami ajaran-ajaran Islam? Sudahkah kita mengenal Allah dengan baik?
Kedengaran berlebihan? Tentu saja tidak. Ketika kita membesarkan anak, maka kita harus paham bahwa pengajaran agama sepenuhnya adalah tanggung jawab kita, bukan sekolah. Sudah banyak bukti bahwa pelajaran agama Islam di sekolah sangat jauh dari cukup. Jangan merasa siap menjadi orang tua jika belum siap menjadi pendidik!
Bagaimana dengan istri? Justru masalah inilah yang harus dipikirkan terlebih dahulu, karena istri (tentu saja) hadir lebih dulu daripada anak. Bagaimana cara mendidik istri? Sudahkah kita memahami keadaan psikologis perempuan (yang jelas berbeda dengan laki-laki)? Sudahkah kita memahami kecenderungan-kecenderungan mereka? Sudahkah kita membuat rencana bagaimana harus mendidik istri? Sudahkah kita merencanakan untuk membiasakan shalat malam berjamaah? Sudahkah kita berpikir bagaimana mencegahnya agar tidak ikut-ikutan bergabung dalam forum gosip tetangga? Sederet pertanyaan lainnya akan segera bermunculan jika kita membuka pikiran kita, insya Allah.
Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menakut-nakuti saudara-saudara yang telah siap menikah. Justru saya berharap mereka yang akan segera menikah segera mengevaluasi lagi kesiapannya dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan sebelum hari ‘H’ itu tiba. Laki-laki yang siap menikah juga harus siap menjadi kepala keluarga, pembuat keputusan, pendidik, pemimpin, pemberi rasa aman, suri tauladan, suami dan ayah yang baik. Adapun bagi mereka yang belum siap, hanya ada satu kata : Siapkanlah!
Saya juga sedang bersiap-siap bulan oktober 2010
wassalaamu’alaikum wr. wb.
Kebanyakan orang yang menyatakan dirinya ‘belum siap menikah’ menjadikan penghasilan sebagai alasan dari ketidaksiapannya. Karena merasa belum mapan dan belum bisa menanggung kehidupan keluarga, maka ia merasa belum mampu untuk menikah. Menariknya, kebanyakan orang yang menyatakan dirinya ‘siap nikah’ pun ternyata menjadikan penghasilan sebagai alasan dari keyakinannya. Ia sudah memiliki pekerjaan tetap dengan gaji yang bagus, dan karenanya ia merasa yakin telah mampu berkeluarga.
Siap atau tidak siap itu sangat relatif. Yang menarik adalah bagaimana sebagian umat Islam menjadikan faktor finansial sebagai acuan bagi kesiapan menikah. Tentu ada benarnya pendapat yang mengatakan bahwa faktor ini bisa mempengaruhi kesiapan menikah, terutama bagi laki-laki. Tapi tidak tepat juga kalau dikatakan bahwa hanya faktor inilah yang menentukan kesiapan tersebut.
“Kamu sudah siap menikah?”
“Insya Allah siap. Alhamdulillaah sekarang saya sudah punya pekerjaan tetap dan saya rasa gajinya mencukupi untuk keperluan sehari-hari keluarga.”
“Apa yang akan kamu lakukan dengan anak dan istrimu nanti?”
Biasanya dialog akan terhenti di sini karena yang ditanya merasa pertanyaannya kurang jelas. Sebenarnya pertanyaan ini cukup sederhana saja. Pertanyaannya : apa yang akan kita perbuat dengan anak-istri kita? Pertanyaan ini perlu diajukan untuk menyelidiki visi seseorang tentang sebuah pernikahan.
Gerangan apakah pernikahan itu? Apakah sekedar memilih pasangan hidup yang tampan dan cantik? Apakah sekedar pelarian untuk memuaskan kebutuhan biologis? Apakah sekedar untuk mencari teman curhat permanen? Atau sekedar coba-coba? Semua itu bisa dijawab kalau kita memiliki sebuah visi yang jelas perihal pernikahan. Sebagai seorang pemimpin dalam keluarga, maka laki-laki dituntut untuk memiliki visi yang jelas.
Dalam Islam, keluarga bisa membawa manusia kepada dua ekstrem. Jika kita membina keluarga dengan baik dan semua anggota keluarga tersebut menjadi saleh, maka sudah pasti surga akan menjadi tempat berkumpul keluarga kita kelak. Sebaliknya, kalau kita rajin melaksanakan amal-amal saleh pribadi namun mengabaikan keadaan anak-istri kita, maka bisa jadi kita akan ikut diseretnya ke neraka. Kita berdoa semoga seluruh anggota keluarga kita bisa saling tarik menuju surga.
Sekarang, masalahnya jauh lebih kompleks daripada sekedar penghasilan. Seorang laki-laki harus sadar bahwa melangkah kepada pernikahan berarti membebani dirinya sendiri dengan sebuah tanggung jawab yang besar, yaitu tanggung jawab pendidikan. Ia wajib memikirkan dengan serius tentang kemampuannya mendidik anak-istrinya kelak. Otomatis, ia pun harus memikirkan keadaan dirinya terlebih dahulu. Bagaimana mungkin orang yang tidak terdidik bisa mendidik orang lain?
Jadi, masalah pertama yang harus dipikirkan adalah keadaan diri sendiri. Sudahkah kita menjadi laki-laki yang saleh? Sudahkah kita terbiasa melakukan shalat berjamaah? Sudahkah kita membaca Al-Qur’an secara teratur setiap harinya dengan bacaan yang baik? Sudahkah kita membiasakan tersenyum dan bertutur kata sopan dengan orang lain? Sudahkah kita melaksanakan shalat malam secara rutin? Sudahkah kita memahami ajaran-ajaran Islam? Sudahkah kita mengenal Allah dengan baik?
Kedengaran berlebihan? Tentu saja tidak. Ketika kita membesarkan anak, maka kita harus paham bahwa pengajaran agama sepenuhnya adalah tanggung jawab kita, bukan sekolah. Sudah banyak bukti bahwa pelajaran agama Islam di sekolah sangat jauh dari cukup. Jangan merasa siap menjadi orang tua jika belum siap menjadi pendidik!
Bagaimana dengan istri? Justru masalah inilah yang harus dipikirkan terlebih dahulu, karena istri (tentu saja) hadir lebih dulu daripada anak. Bagaimana cara mendidik istri? Sudahkah kita memahami keadaan psikologis perempuan (yang jelas berbeda dengan laki-laki)? Sudahkah kita memahami kecenderungan-kecenderungan mereka? Sudahkah kita membuat rencana bagaimana harus mendidik istri? Sudahkah kita merencanakan untuk membiasakan shalat malam berjamaah? Sudahkah kita berpikir bagaimana mencegahnya agar tidak ikut-ikutan bergabung dalam forum gosip tetangga? Sederet pertanyaan lainnya akan segera bermunculan jika kita membuka pikiran kita, insya Allah.
Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menakut-nakuti saudara-saudara yang telah siap menikah. Justru saya berharap mereka yang akan segera menikah segera mengevaluasi lagi kesiapannya dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan sebelum hari ‘H’ itu tiba. Laki-laki yang siap menikah juga harus siap menjadi kepala keluarga, pembuat keputusan, pendidik, pemimpin, pemberi rasa aman, suri tauladan, suami dan ayah yang baik. Adapun bagi mereka yang belum siap, hanya ada satu kata : Siapkanlah!
Saya juga sedang bersiap-siap bulan oktober 2010
wassalaamu’alaikum wr. wb.
Subscribe to:
Posts (Atom)